Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13

15

c. Wasantara sebagai Landasan Visional.
         Dalam perjalanan menuju kehidupan yang akomodatif, kini

bangsa Indonesia berada pada masa transisi yang penuh dengan
tantangan yang signifikan. Pada satu sisi, tekad dan upaya kearah
terciptanya suasana politik yang demokratis terns dituju, namun
disisi lain permasalahan heterogen yang rentan terhadap upaya
terciptanya manusia Indonesia seutuhnya selalu dihadang
permasalahan. Secara visional, fenomena tersebut memerlukan
peningkatan peran pemimpin informal, agar dapat berbuat yang
lebih besar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara menuju pematangan jati diri bangsa. Pijakan yang
dimaksud disini, tidak lain adalah sebuah cara pandang dan sikap
seluruh rakyat Indonesia yang senantiasa mengedepankan
persatuan dan kesatuan bangsa dalam memberikan kontribusinya
dalam bernegara. Cara pandang dan sikap inilah yang disebut
sebagai Wasantara, yaitu sebuah cara pandang dan sikap yang
memberikan legitimasi serta toleransi setinggi-tingginya,
menghormati dan mengakui semua bentuk kebhinnekaan dalam
kehidupan bernegara. Para pemimpin informal sebagai ujung
tombak kepemimpinan nasional harus memiliki visi yang searah
dengan visi bangsa ini, agar bangsa Indonesia ini tetap terjaga
dalam satu bangsa yaitu Bangsa Indonesia dan satu wilayah yaitu
Wilayah Indonesia.

d. Tannas sebagai Landasan Konsepsional.
         Bagi bangsa Indonesia yang latar belakang rakyatnya

multietnis dengan keyakinan yang heterogen, ancaman terhadap
keutuhan nasional tidak hanya datang dari luar, tapi juga bisa dari
dalam negeri dan karena itu, diperlukan Tannas untuk senantiasa
dapat menghadapi setiap tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yang timbul. Menyikapi kondisi ini, bangsa Indonesia yang
harus diyakini dan dilaksanakan oleh semua elemen bangsa, yaitu
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17