Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

60

terjadi di daerah akan lebih efektif untuk meredakan dan
menghentikan konflik sosial secara tuntas sampai ke akar rumput.

e. Terselenggaranya penanganan konflik sosial yang
mengedepankan pendekatan kultural dan dialogis cara damai
akan mendukung keberhasilan penanganan konflik sosial.

         Konflik sosial yang terjadi di daerah tentunya memiliki macam
yang berbeda, sesuai dengan akar permasalahan yang dihadapi
oleh massa, sehingga model kekerasan yang terjadipun berbeda-
beda tingkatan dan penanganannya. Apabila pendekatan keamanan
(security) masih menjadi alternatif utama untuk dikedepankan dalam
penanganan konflik sosial yang terjadi, maka tidak menutup
kemungkinan justru akan memancing terjadinya tindak kekerasan
kedua pihak yang semakin tinggi dan meluas yang pada
akhirnya membuat konflik sosial sedemikian sulit diredakan dan
berjatuhannya korban yang lebih besar. Ada kecenderungan
bahwa penanganan konfilik sosial yang terjadi selama ini lebih
mengedepankan pendekatan keamanan (security) dengan pola yang
hampir sama, padahal sesungguhnya kultur daerah terjadinya konflik
sangat berbeda. Sebagai akibatnya maka konflik sosial yang terjadi
tidak kunjung tiba penyelesaiannya dan terkesan berlarut-larut dan
pada akhirnya menimbulkan korban dan kerugian yang cukup besar.
Tentunya hal tersebut tidak boleh dibiarkan terus berkelanjutan dan
untuk itu perlu penanganan yang lebih konprehensif yakni melalui
pendekatan kultural dan dialogis cara damai. Melalui penanganan
kultural dan dialogis cara damai tersebut maka keberadaan
pemimpin informal menjadi sangat penting karena sesungguhnya
pemimpin informal tersebutlah yang lebih mengerti tentang kultural
yang ada dimasyarakat yang berkonflik, sehingga akan lebih mudah
untuk mencari jalan penyelesaian konflik yang terjadi. Tentunya hal
tersebut tidak terlepas dari kecermatan serta kualitas pemimpin
informal dalam menyelami, menghubungi, mempengaruhi dan
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11