Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
9. Landasan Teori
a. Teori Konflik;
Teori konflik muncul sebagai reaksi atas teori fungsionalism e
struktural yang kurang memperhatikan fenomena konflik di dalam
masyarakat. Pengertian yang mendasar dari teori ini adalah bahwa
semua elemen atau unsur kehidupan masyarakat harus berfungsi
atau fungsional sehingga masyarakat secara keseluruhan dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Teori konflik adalah teori yang
memandang dimana perubahan sosial tidak terjadi m elalui proses
penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi
akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang
berbeda dengan kondisi sem ula15.
Teori ini memandang m asyarakat pada umumnya sebagai satu
sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-
komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana
komponen yang satu berusaha untuk menaklukkan komponen yang
lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh kepentingan
sebesar-besarnya. M enurut teori konflik, •m asyarakat disatukan
dengan “paksaan”. Maksudnya, keteraturan yang terjadi di
masyarakat sebenarnya karena adanya paksaan (koersi). Oleh
karena itu, teori konflik lekat hubungannya dengan dom inasi, koersi,
dan power. Pemikiran yang paling berpengaruh dan menjadi dasar
teori ini adalah pem ikiran Karl Marx16.
b. Teori Perilaku Kolektif Dan Kerumunan (Crowd);
Le Bon berpendapat bahwa dalam pengertian sehari-hari istilah
kerumunan berarti sejum lah individu yang karena satu dan lain hal
kebetulan berkumpul bersama; namun menurutnya dari psikologis
istilah kerumunan mempunyai makna lain, yaitu sekumpulan orang
yang mempunyai ciri baru yang berbeda sekali dengan ciri individu*6
15 Bernard Raho,Teori Sosiologi Modem. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher 2007 him
54
6 http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_konflik, di download pada 27 Januari 2014 pada pukul
09.54 WIB
23