Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
35
kelapa sawit sebanyak 1.833.550 kepala keluarga.17 Dari jumlah yang
sangat besar ini, petani plasma yang memiliki satu kavling kebun atau
setara 2 ha, rata-rata ‘hanya’ mendapat Rp 2,5-3 juta per kapita per
bulan.
Kesenjangan yang terjadi antara pengusaha pemilik modal dan
petani rakyat serta antara perkebunan besar dengan perkebunan
plasma patut dicermati karena dapat berkembang menjadi bibit konflik.
Konflik tanah merupakan masalah utama di sektor minyak kelapa sawit.
Di Indonesia, Sawit Watch sudah mendokumentasikan lebih dari 500
sengketa tanah sedangkan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)
mencatat 200 kasus konflik di Kalimantan Barat. Untuk mengatasi hal
ini maka perlu pendekatan persuasif kepada pemilik lahan, pengakuan
hak adat yang dilindungi oleh Undang-undang Dasar, pembenahan
sistem perizinan lahan, penegakan hukum dan pemberian sanksi bagi
perusahaan yang menolak membangun perkebunan plasma rakyat,
serta pelaksanaan CSR (corporate social responsibilities) kepada
masyarakat.18 Kondisi ini tentunya dapat mengakibatkan stabilitas
keamanan terganggu dan kesejahteraan rakyat sulit ditingkatkan,
sehingga pada akhirnya dapat berimplikasi negatif terhadap upaya
untuk memperkokoh Ketahanan Nasional.
14. Pokok-pokok Persoalan yang Ditemukan.
a. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat untuk mengoptimalkan
pengelolaan SKA.
Dalam mengelola SKA kelapa sawit secara efektif, efisien dan produktif,
maka diperlukan pemahaman dan keahlian dari para pengusaha maupun
petani sawit. Namun dalam realitasnya di lapangan, ternyata SDM yang
bergerak di bidang pengelolaan kelapa sawit khususnya petani plasma masih
memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Mereka juga tidak dibekali dengan
17Mentan nilai nasib petani sawit masih minus http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2041187/mentan-
nilai-nasib-petani-sawit-masih-minus#.U95v9v02HMw diunduh pada tanggal 4 Agustus 2014 pukul
00:30
18Kelapa sawit potensi Indonesia yang mendunia http://ekonomi.kompasiana.com/aqrobisnis/2013/
1Q/01/kelapa-sawit-potensi-indonesia-vanq-mendunia-594674.html diunduh pada tanggal 4 Agutus
2014 pukul 00:05