Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
itu, Presiden dalam pidato pada puncak peringaran Hari Pendidikan Nasional
2010 di Istana Negara mengatakan bahwa untuk menghadapi dunia global
yang cepat berubah maka modal Sumber Daya Manusia harus terus
ditingkatkan sehingga memiliki daya saing, memiliki rasa nasionalisme dan
patriotisme24.
Beberapa tokoh seperti Blank (2003) dan Schmidt (2003) melalui studi
mereka mendukung pendapat bahwa patriotisme tidak sama dengan
nasionalisme. Nasionalisme lebih bernuansa dominasi, superioritas atas
kelompok bangsa lain. Tingkat nasionalisme suatu kelompok atau bangsa,
ditekankan pada adanya perasaan “lebih” atas bangsa lain. Dibandingkan
dengan nasionalisme, patriotisme lebih berbicara akan cinta dan loyalitas.
Patriotisme memiliki beberapa dimensi dengan berbagai istilah, namun Staub
(1997) membagi patriotisme dalam dua bagian yakni blind dan constructive
patriotism (patriotism buta dan patriotism konstruktif). Sementara Bar-Tal
(1997) menyisipkan conventional patriotism diantaranya. Staub menyatakan
patriotisme sebagai sebuah keterikatan (attachment) seseorang pada
kelompoknya (suku, bangsa, partai politik, dan sebagainya). Keterikatan ini
meliputi kerelaan seseorang dalam mengidentifikasikan dirinya pada suatu
kelompok sosial (attachment) untuk selanjutnya menjadi loyal25.
Dalam konteks ini, maka penulis berpendapat bahwa patriotisme
yang secara turun temurun dimiliki oleh bangsa Indonesia dan telah
ditunjukkan dalam berbagai sejarah perjalanan bangsa Indonesia termasuk
patriotisme masyarakat di wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar
Indonesia harus dijaga namun tetap harus disertai dengan nasionalisme
Indonesia. Sentuhan “layanan” pemerintah terhadap masyarakat di wilayah
perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar dalam bentuk ketersediaan
infrastruktur, sarana/prasarana pendidikan, dan berbagai fasilitas publik akan
mempertebal rasa dan semangat nasionalisme Indonesia. Dengan demikian
kasus direkrutnya kelompok masyarakat di perbatasan Republik Indonesia-
Malaysia di Kalimantan Barat menjadi Lasykar/ Asykar Wataniah diharapkan
tidak akan terulang kembali.
24 Pelita, Presiden tanamkan nasionalisme dan patriotisme kepada anak didik.
Dari:: bataviase.co.id/node/209613
25 Pitaloka RR.Ardinigtyas,M.Psi, Patriotisme dan Nilai Kemanusiaan, Jakarta, 18 Februari 2004,
Dari: www.e-psikologi.com/epi/sosial detail.asp?id=274
25

