Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
«L >
* LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI_______________________________________ 41
b. Implikasi Pengucuran Kredit Bersubsidi Pada Pembangunan
Nasional
Pelaksanaan pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan selama
ini yang telah mengabaikan potensi pembangunan yang ada pada sektor
informal menyebabkan lambannya penyediaan lapangan keija. Data-data
statistik pertumbuhan PDB dihubungkan dengan pertumbuhan sektor
pertanian dan sektor industri pengolahan menunjukkan bahwa sektor formal
telah gagal menyediakan lapangan kerja bagi pertumbuhan angkatan kerja
yang cukup signifikan (2 persen) dan gagal pula dalam mengurangi tingkat
pengangguran. Data-data juga mengisyaratkan bahwa sektor informal-lah
yang selama ini justru banyak memberikan sumbangannya dalam mendukung
lancarnya pembangunan nasional.
Dilihat dari porsi alokasi dana perbankan yang diberikan kepada sektor
informal meskipun hanya 11,54 persen dari total kredit kepada pengusaha
nasional, namun sektor informal telah memberikan sumbangan yang cukup
signifikan (lebih dari 50 % ) pada Produk Domistik Bruto.
Dengan demikian dalam beberapa dekade belakangan ini, terutama setelah
reformasi, telah terjadi pengabaian oleh pemerintah terhadap sektor informal,
yaitu dengan tidak berjalannya beberapa peraturan yang dibuat oleh
pemerintah sebelumnya (Soeharto) yang telah dengan sangat baik
merumuskan pembinaan di sektor informal, dan diluncurkannya program-
program yang kurang mendukung pemberdayaan sektor informal ini. Ini
ditandai dengan kecilnya alokasi kredit modal kerja yang disalurkan dunia
perbankan pada sektor ini dan minimnya kebijakan yang diformulasi khusus
untuk sektor ini. Kalaupun ada beberapa kebijakan yang dibuat, umumnya
dilaksanakan setengah hati, tidak terkoordinasi, dan selalu gagal pada
ujungnya.
Beberapa kebijakan pemerintah melalui Meneg BUMN dan Menkop dan UKM
yang sebenarnya sangat bijaksana dan tepat untuk dilaksanakan dalam
memberdayakan sektor informal yang terkait dengan pembangunan sektor

