Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

8,5, tahun 1995-2000 sebesar 7,7 dan tahun 2000-2005 menjadi 6,8 serta
  pada tahun 2 0 05-2 010 turun lagi menjadi 6,4 per 1000 penduduk.

 i. Persebaran penduduk Indonesia belum proporsional
      Pola mobilitas antar provinsi memperlihatkan bahwa arus migrasi di

  Indonesia sebagian besar menuju pulau Jawa. Hal ini bisa kita lihat dari
  persebaran penduduk secara geografis dan persebaran penduduk secara
  administratif serta klasifikasinya menurut tempat tinggal yakni di desa dan
  di kota. Secara geografis, penduduk Indonesia tersebar di beberapa
  pulau besar. Berdasarkan SP 2010, persebaran penduduk terbanyak
  berada di Pulau Jawa yang luasnya hanya 7% dihuni oleh 57% , Pulau
 Sum atera dengan luas 25% dihuni oleh 21 %, Pulau Kalimantan dengan
 luas 28 % dihuni 6% ; Sulawesi yang luasnya 10% dihuni oleh 7% dan
 Pulau lainnya seperti Nusa Tenggara, Maluku dan Papua yang luasnya
 30 % dari seluruh wilayah Indonesia hanya dihuni oleh 8% dari total
 penduduk Indonesia. Dari segi persebaran penduduk, 58,71% penduduk
 Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang luasnya hanya 6,63% luas
 Indonesia (tanpa Timor Timur), sejumlah 21,27% penduduk tinggal di
 Sum atera (2 5,09 % luas Indonesia), 7,15% tinggal di Sulawesi (9,98% luas
 Indonesia), 5,5 1% tinggal di Kalimantan (28,5% luas Indonesia), 5,24%
 tinggal di Nusa Tenggara (3,80% luas Indonesia), 1,08% tinggal di Maluku
 (4 ,02% luas Indonesia). Hanya sekitar 1,05% tinggal di Irian Jaya atau
 Papua Barat yang luasnya hampir 22% luas Indonesia (BPS, 1997).

]. Belum sinerginya antara kebijakan kuantitas, kualitas, dan
     mobilitas, baik secara vertikal maupun horizontal, serta masih
     terdapatnya kebijakan pembangunan lainnya yang kurang
     mendukung kebijakan kuantitas penduduk.
             Kebijakan pemerintah adalah keputusan pemerintah untuk

 melakukan sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu berdasarkan
 lingkungan strategis dan potensi yang dimiiki. Ketidak serasian suatu
kebijakan dengan kebijakan yang lain akan memberikan dampak positif
ataupun negatif. Belum sinerginya kebijakan pengendalian kuantitas

                                                    36
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11