Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

dan penyusunan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan serta
  pengendalian penyelenggaraan antar lembaga pemerintahan dalam
 peningkatan kualitas sumber daya manusia belum terlaksana secara
 optimal. Hal tersebut terindikasi dengan melihat indeks pembangunan

 manusia (IPM ) atau human development index (HDI) yang merupakan

 indikator komposit status kesehatan dari angka harapan hidup saat lahir,
 taraf pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf penduduk dewasa
 dan gabungan angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar,
 menengah, tinggi, serta taraf perekonomian penduduk yang diukur dengan
 pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita dengan paritas daya beli

 (purchasing power parity).
       Human development report (HDR) tahun 2009 mengungkapkan IPM

 Indonesia meningkat dari 0,711 pada tahun 2004 menjadi 0,734 pada
tahun 2007, namun peningkatan IPM ini tidak disertai dengan peningkatan
peringkat Indonesia, yang pada tahun 2009 peringkatnya masih tetap
rendah, yaitu 111 dari 182 negara (UNDP, 2010). Demikian juga dengan

gender-related development index /G DI atau indeks pembangunan gender

(IP G ) Indonesia, yang dihitung berdasarkan variabel yang sama dengan
IPM menurut jenis kelamin, mengalami peningkatan dari 0,704 pada tahun
20 04 menjadi 0,7 26 pada tahun 2007. bila dilihat peringkatnya Indonesia
masih berada pada peringkat ke-93 dari 155 negara. Dibandingkan dengan
negara-negara A SEA N lainnya, peringkat IPM Indonesia berada di bawah
Singapura, Brunei Darussalam , Malaysia, Thailand dan Filipina.

           Sem entara itu, jika ditinjau dari segi kualitas penduduk, masih ada
sekitar 79 juta orang yang berada di bawah garis kemiskinan (Kantor
Meneg Kependudukan,1999) meskipun pada tahun 2000 telah berkurang
menjadi 37,5 juta; dan secara nasional tingkat pendapatan per kapita
kembali ke tahun 1970-an yaitu sekitar US $ 400,-. Selain itu,masih ada 6,2
juta orang yang berstatus sebagai pengangguran penuh (BPS, 1999).
Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan (BPS, 1997), hanya
5,6% penduduk Indonesia berpendidikan sarjana dan 24,0% yang tamat
SLTA. Selanjutnya, 19,3% tam at SLTP, 46,0% berpendidikan SD (18,0% di
antaranya tidak tamat), dan 5,1% tidak/belum pernah sekolah.

                                                     39
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14