Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
25
kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan
kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa
secara keseluruhan. Dalam proses pembangunan tersebut peranan
pendidikan amatlah strategis.
John C. Bock, dalam Education and Development: A Conflict Meaning
(1992), mengidentifikasi peran pendidikan tersebut sebagai a)
memasyarakatkan ideologi dan nilai-nilai sosio-kultural bangsa, b)
mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan,
dan mendorong perubahan sosial, dan c) untuk meratakan kesempatan
dan pendapatan. Peran yang pertama merupakan fungsi politik pendidikan
dan dua peran yang lain merupakan fungsi ekonomi. Berkaitan dengan
peranan pendidikan dalam pembangunan nasional muncul dua paradigma
yang menjadi kiblat bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan
kebijakan pendidikan: Paradigma Fungsional dan paradigma Sosialisasi.
Paradigma fungsional melihat bahwa keterbelakangan dan kemiskinan
dikarenakan masyarakat tidak mempunyai cukup penduduk yang memiliki
pengetahuan, kemampuan dan sikap modern. Bukti-bukti menunjukkan
adanya kaitan yang erat antara pendidikan formal seseorang dan
partisipasinya dalam pembangunan. Perkembangan lebih lanjut muncul,
tesis Human Investmen, yang menyatakan bahwa investasi dalam diri
manusia lebih menguntungkan, memiliki economic rate o f return yang lebih
tinggi dibandingkan dengan investasi dalam bidang fisik.
Sejalan dengan paradigma Fungsional, paradigma Sosialisasi melihat
peranan pendidikan dalam pembangunan adalah: a) mengembangkan
kompetensi individu, b) kompetensi yang lebih tinggi tersebut diperlukan
untuk meningkatkan produktivitas, dan c) secara umum, meningkatkan
kemampuan warga masyarakat dan semakin banyaknya warga masyarakat
yang memiliki kemampuan akan meningkatkan kehidupan masyarakat
secara keseluruhan. Oleh karena itu, berdasarkan paradigma sosialisasi
ini, pendidikan harus diperluas secara besar-besaran dan menyeluruh,
kalau suatu bangsa menginginkan kemajuan.

