Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI

27

Dari pemahaman diatas dan didasarkan dengan pengamatan dilapangan
menunjukkan bahwa kemampuan kewiraausahaan pemuda dilingkungan
keluarga masih kurang. Ini dapat dilihat dari kemampuan pemuda untuk
menjalin kerjasama yang diperlukan untuk mendukung kelancaran usaha,serta
kemampuan untuk mengatur strategi dengan memperhitungkan resiko yang
akan dihadapi jika akan membuka suatu usaha masih kurang. Demikian pula
dengan kemampuan untuk mengelola dan memimpin usaha rata rata masih
lemah. Masih sedikitnya pemuda yang berani memutuskan untuk menggeluti
satu bidang usaha menunjukkan masih lemahnya keberanian mengambil
keputusan. Selain itu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, serta daya
kreatifitas dan inovasi yang diperlukan dalam berusaha juga masih lemah.
Kemampuan kemampuan tersebut disadari masih jauh dari memadai mengingat
kurangnya peran keluarga dalam menanamkan kemampuan kewirausahaan,
serta sedikitnya pelatihan kewirausahaan yang diberikan oleh keluarga.

c. Kemampuan Kewirausahaan Dikalangan Pemuda pada Lingkup
Sekolah dan Perguruan Tinggi.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk menjabarkan fungsi tersebut maka dikeluarkan
peraturan pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan, dimana disebutkan pada pasal 1, bahwa
pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal
dan merupakan lanjutan dari pendidikan dasar yang berbentuk sekolah
menengah atas, madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah