Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
93
kemasyarakatan (ormas) masih sangat rendah, bahkan terdapat
kecenderungan untuk mengabaikan nilai-nilai tersebut dalam
moralitas kehidupan sehari-hari. Hal ini diperlihatkan dalam
kehidupan sehari-hari seperti antara lain: radikalisasi, anti
demokrasi, gaya hidup hedonis yang terdapat pada beberapa
organisasi kemasyarakatan. Oleh karena itu harus ada revitalisasi
nilai-nilai Pancasila sebagai moral Publik yang ditujukan untuk
meningkatkan pengayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Penghayatan dan pengamalan Pancasila merupakan proses
yang sangat penting dalam revitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai
moral publik kepada pimpinan dan anggota Organisasi
kemasyarakatan. Oleh karena itu diharapkan adanya metode
tertentu yang lebih baik dalam meningkatkan pemahaman,
penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Untuk kepentingan revitalisasi ideologi Pancasila diharapkan
adanya desain sistem dan mekanisme kultivasi dan
pembudidayaannya dalam sistem pendidikan kita termasuk bagi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kultivasi dan
pembudayaan ini tidak lagi dalam bentuk indoktrinasi dan sosiolisasi
ideologi yang menolong tetapi dengan metode yang beragam dan
kaya alternatif sehingga bisa disesuaikan dengan ruang lingkup dan
sasaran yang hendak dilibatkan dalam dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik, yang memungkinkan ketiga
dimensi kemanusiaan paling elementer di atas dapat berkembang
secara optimal. Dengan demikian pendidikan seyogyanya menjadi
wahana strategis bagi upaya mengembangkan segenap potensi
individu sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia
seutuhnya dapat tercapai.68
Dalam ungkapannya Ki Hajar Dewantara pendidikan berarti daya
upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter) pikiran (intelect) dan tubuh anak; yang tidak boleh dipisah-
68 Renstra D epartem en Pendidikan Nasional 2000-2009. Him 7

