Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12

66

merespon dan menyikapi konflik sosial di daerah. Untuk mendukung
hal tersebut maka keberadaan pemimpin informal di daerah
diharapkan kehadirannya tidak hanya sebagai pelengkap
keterangan semata, yang tidak mendapatkan perhatian penuh dalam
wadah kemuspidaan, namun keberadaan pemimpin informal
menjadi bagian yang juga dilibatkan dalam merumuskan kebijakan
dan pengambilan keputusan Pemda dalam penanganan konflik
sosial yang terjadi di daerah. Kontribusi yang diberikan oleh
pemimpin informal untuk turut urun rembuk dalam merumuskan
berbagai keputusan dan kebijakan, tentunya akan berdampak positif
kepada massa yang sedang konflik, mengingat pemimpin informal
sebagai panutan di daerah tentunya akan dapat dipercaya penuh
oleh massanya sehingga apapun keputusan dan kebijakan Pemda
dalam penanganan konflik sosial yang melibatkan kontribusi
pemimpin informal akan lebih efektif dan berdayaguna.

b. Kontribusi penanganan konflik sosial di daerah terhadap
Tannas.

         Maraknya konflik sosial yang terjadi di beberapa daerah
sebelumnya telah meninggalkan luka mendalam, dendam kebencian
dan rasa permusuhan bagi sebagian warga masyarakat Indonesia
karena kehilangan anggota keluarga yang dicintai dan kerugian
materil lainnya. Kedepan tentunya kita sepakat bahwa hal tersebut
tidak akan terjadi lagi dan untuk itu diharapkan bahwa penanganan
konflik sosial yang terjadi hendaknya dapat ditangani secara baik,
tuntas sampai keakar rumput dengan mengedepankan pendekatan
kultural dan dialogis cara damai sehingga dapat mencegah jatuhnya
korban jiwa dan kerugian materil lainnya. Berhasilnya upaya
penanganan konflik sosial dengan optimalisasi peran pemimpin
informal merupakan bentuk gagasan dan ide yang tentunya
diharapkan dapat menjadi suatu solusi pemecahan terbaik dalam
upaya penanganan konflik sosial yang terus berkembang saat ini.
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17