Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

Kecenderungan-kecenderungan seperti itu sudah terasa
terutama dalam pemberitaan dari berbagai televisi swasta,
bahkan televisi publik TVRI sendiri. Juga hal-hal tersebut sudah
banyak terjadi dalam kepemilikan surat kabar yang membawa
ideologi “bisnis” tersendiri. Kecenderungan itu pulalah menjadi
keprihatinan LPP RRI sebagai Radio, memang termasuk
kategori publik didanai darf APBN, yang harus berjuang dan
bersikap netral dan independen. Pendanaan yang menjadi
masalah krusial dan strategis akan sangat banyak
mempengaruhi idealisme RRI sebagai radio publik, yang harus
mengutamakan kepentingan publiknya, sementara sumber dana
kegiatannya selain relatif masih belum memadai seperti yang
dibutuhkan LPP RRI, juga sumber dana dari penerimaan iklan,
dan lainnya juga akan berpengaruh akan usahanya melayani
kepentingan publik.

       Kepemilikan media yang dimiliki oleh satu atau segelintir
pemilik modal telah menciptakan ekses kepada konglomerasi
dan monopoli media. Di Indonesia saja, contohnya konglomerasi
dan monopoli kepemilikan itu dapat dilihat kepemilikan Jawa
Post Group, MNC Group, Gramedia Group, dan yang lainnya.
Masing-masing memiliki lebih dari satu media dan bentuknya
beragam. Misalnya media Group memiliki jaringan televisi (Metro
TV) sekaligus Koran (Media Indonesia). Kepemilikan media yang
bersifat monopolistis, serta aspek konglomerasinya telah
menimbulkan kekhawatiran tersendiri, terutama dalam aspek
usaha Indonesia dalam mengembangkan aspek kebebasan
Pers, serta wacana demokrasi yang sedang dibangun. Dalam
konteks RRI, dengan adanya konglomerasi media itu,
dikhawatirkan munculnya radio-radio swasta dengan
kepentingan pemilik-pemilik modal, yang dapat mempengaruhi
isi siarannya sesuai kepentingan bisnis atau politiknya. Keadaan
itu akan berdampak pada kemungkinan timbulnya persaingan
yang tidak sehat, konten media dapat jauh dari karakter publik

                                        37
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14