Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
26
kekuatan dan kegiatan kelompok separatis bersenjata, di samping di wilayah
perbatasan.
Gangguan keamanan biasanya cenderung meningkat pada even-even yang
menguntungkan mereka, seperti saat Pemilu, hari Proklamasi Kemerdekaan Rl atau
hari Kemerdekaan Papua Barat tanggal 1 Desember. Gangguan keamanan dapat
berwujud demonstrasi yang cenderung anarkhis di wilayah perkotaan untuk
memancing aparat keamanan agar bertindak di luar batas kepatutan atau berwujud
penyerangan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata yang bergerak dari
basis-basis mereka di sekitar perbatasan RI-PNG maupun kelompok yang berbasis
di daerah pedalaman dengan sasaran instansi militer, pos-pos TNI/Poiri yang
terpencil atau lengah.
Dari hasil catatan yang dihimpun, sampai periode Agustus 2009, kelompok
separatis Papua telah melakukan penyerangan bersenjata sebanyak 10 kali,
khususnya dilakukan oleh kelompok Goliath Tabhuni yang bergerak di wilayah
pedalaman Puncak Jaya dan kelompok Kelly Kwalik yang bergerak di sekitar
Kabupaten Mimika33 Secara kuantitas, kekuatan kelompok bersenjata tersebut
sangat kecil. Penyerangan yang dilakukan hanya untuk menunjukkan kepada dunia
luar bahwa perjuangan mereka masih ada. Kelompok ini tidak memiliki komando
yang jelas, mereka bergerak sendiri-sendiri sesuai perkembangan situasi di
wilayahnya.
Saat ini kelompok separatis bersenjata yang masih aktif bergerak adalah
kelompok Kelly Kwalik di wilayah Mimika, kelompok Goliath Tabhuni di wilayah
Puncak Jaya, Kelompok Tadius Yogi di wilayah Enarotali, kelompok Mathias Wenda
di wilayah Sarmi, Keerom dan perbatasan PNG. Hal ini bukan berarti kelompok lain
sudah tidak ada, mereka tetap ada dan sewaktu-waktu siap bergerak kalau situasi
dan kondisi memungkinkan. Saat ini mereka terdesak karena pemerintah gencar
melakukan perbaikan-perbaikan di Papua, sehingga masyarakat mulai sadar dan
sulit dipengaruhi oleh kelompok separatis.
Gangguan keamanan lain adalah aksi-aksi demonstrasi untuk menolak
kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota atau
mendukung aspirasi atau momen yang bernuansa separatisme. Kegiatan ini
mendapatkan dukungan dari pihak luar negeri, khususnya dari Australia, Inggris dan
33Media Indonesia, edisi Senin, tanggal 13 Juli 2009, halaman 1.

