Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9

25

pendidikan adalah terbatasnya infrastruktur perhubungan dan jaring jalan yang
menghubungkan antar daerah. Akibatnya banyak tenaga pendidik yang tidak betah
tinggal terlalu lama di daerah pedalaman. Kebanyakan tenaga guru tinggal di distrik
atau kota-kota kecamatan sampai berbulan-bulan dengan membiarkan murid-
muridnya terlantar. Beberapa SD bahkan hanya memiliki 2 atau 3 orang guru saja.

           Penerapan sistim pendidikan dan tenaga kependidikan secara nasional juga
kurang menguntungkan untuk wilayah-wilayah seperti Papua yang secara geografis
sangat berat dan sangat berbeda. Akibatnya Papua kekurangan tenaga pendidik,
karena rata-rata para pendidik yang sarjana lulusan S1 enggan bertugas di
pedalaman Papua.

e. K ondisi Kesehatan. Kondisi pelayanan kesehatan di Provinsi Papua

dan Papua Barat masih sangat memprihatinkan. Kebanyakan Puskesmas yang ada di

Papua dan Papua Barat memiliki fasilitas yang sangat minim dan berada di bawah

standar pelayanan kesehatan masyarakat akibat terbatasnya dokter dan obat.

Padahal 65% masyarakat Papua akan pergi ke Puskesmas terdekat ketika mereka

sakit dan membutuhkan obat. Belum lagi jika kondisi Puskesmas pembantu juga perlu

dicermati. Jenis penyakit yang dihadapi masyarakat Papua sangatlah serius dan

sudah sangat lama menjadi wabah di Papua, terutama untuk Human

Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) (kurang

lebih 68% dari penduduk asli Papua terinfeksi HIV/AIDS) dan Malaria (77% dari

penduduk asli Papua) serta TBC31. Yang cukup serius adalah angka kematian bayi

akibat kurang gizi ibu hamil. Namun pemerintah daerah sendiri hanya mengalokasikan

8% dari APBD (30 milyar rupiah) untuk pelayanan kesehatan32 Hal ini menunjukkan

tidak adanya konsistensi pemerintah daerah ketika menetapkan pelayanan kesehatan

sebagai prioritas dalam program pemerintah namun pada kenyataannya dana yang

dialokasikan tidak menunjukkan adanya prioritas program tersebut.

f.  Kondisi Keamanan.  Kondisi keamanan di Papua mengalami pasang

surut, namun secara umum relatif kondusif, kecuali beberapa daerah masih memiliki

tingkat kerawanan yang cukup tinggi, terutama daerah yang menjadi basis kekuatan

kelompok separatis bersenjata khususnya wilayah Kabupaten Puncak Jaya,

Kabupaten Mimika dan Kabupaten Paniai. Ketiga daerah ini merupakan basis

           31Synthesis Team , A Multistakeholder Synthesis o f the Development Situation in Papua, Sintese
Papua, 2005, hal16, d a la m Muridan S. Wijoyo, op cit, hal. 20 .

            ,2Muridan S. Wijoyo, op. cit, hal. 20.
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14