Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
65
partai politik harus memberikan pendidikan tentang bagaimana
menjaring aspirasi kebutuhan konstituen secara efektif,
bagaimana menerjemahkan aspirasi tersebut menjadi sebuah
kebijakan riil melalui mekanisme prosedur kelembagaan serta
bagaimana menjawab aspirasi konstituen yang belum dapat
direalisasikan. Sementara para tokoh agama, tokoh masyarakat
dan tokoh adat di lingkungan sosial dapat menjadi role m odel
bagi para penyelenggara negara untuk memperoleh pendidikan
politik secara informal, sehingga terjadi transfer nilai kesantunan,
etika dan budi pekerti dalam meningkatkan kualitas pendidikan
politik para penyelenggaraan negara.
2 ) Lem hannas RI mengoptimalkan fungsi untuk melakukan
pemantapan pendidikan politik serta re>intemalisasi nilai-nilai
moral dan wawasan kebangsaan bagi para penyelenggara
negara, sehingga terjadi peningkatan pendidikan politik dan
optimalisasi kemampuan komunikasi politik dalam tata kelola
penyelenggaraan negara. Para penyelenggara negara idealnya
telah memiliki pengetahuan awal tentang konsepsi moral, etika
dan w aw asan kebangsaan. Nam un demikian, seiring pengaruh
lingkungan strategis terjadi penurunan, pelemahan dan
pengabaian terhadap nilai-nilai di atas. Akibatnya komunikasi
politik yang dijalankan para penyelenggara negara tidak lagi
dilandasi oleh prinsip moral dan rasa kebangsaan. Oleh karena
itu, proses re-intemalisasi nilai-nilai moral dan re-aktualisasi
waw asan kebangsaan menjadi penting dalam praktik komunikasi
politik agar tercipta suatu pendekatan yang santun, humanis dan
efektif kepada masyarakat. Hal ini tentu saja diharapkan m am pu
untuk mengeliminir adanya aksi-aksi protes dan anarkisme yang
dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah atau
penyelenggara negara. Selain itu, adanya proses pemantapan
pendidikan politik dan re-internalisasi nilai-nilai moral dan
wawasan kebangsaan bagi para penyelenggara negara juga
turut menciptakan stabilitas pemerintahan yang demokratis

